Hasil dari Lomba Cipta Logo UIN Ar Raniry Tidak Mewakili Identitas Keacehan dan Keislaman.
cek situsnya:
http://www.ar-raniry.ac.id/pengumuman/berita-umum/129/pemenang-sayembara-desain-logo-uin-ar-raniry
Entah apa yang berada di benak dewan juri ketika memilih Fandy Diadline Widi Anugerah, dari Jawa Timur, sebagai pemenang Sayembara Desain Logo UIN Ar Raniry 2016, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Juri Nomor: 02/LOGO/AR-RANIRY/X/2016 Tentang Penetapan Pemenang Sayembara Desain Logo UIN Ar Raniry Banda Aceh .
Logo yang dipilih itu sama sekali tidak mewakili identitas Keacehan dan Keislaman.
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Lingka Forum, sebuah lembaga bergerak pada isu politik, kebijakan dan perubahan sosial.
Melalui Irwandi, Menajer advokasi dan kerja sama lembaga, dikatakan bahwa logo tersebut benar-benar tidak mewakili kesadaran kolektif masyarakat Aceh terhadap Kopelma Darussalam.
“Harus diingat, Kopelma Darussalam adalah hasil perjuangan berdarah-darah dari masyarakat Aceh pada zaman DI/TII. Jadi bukan hanya sekadar pendirian lembaga pendidikan. Namun memiliki pesan yang menyejarah. Yaitu dengan hadirnya jantong hate rakyat Aceh, Unsyiah dan UIN Ar Raniry. Jadi setiap komponen di Aceh harus memberi hormat yang setinggi-tingginya,” tegas Irwandi.
Lebih jauh, salah satu Manajer Lingka Forum itu menekankan bahwa keberadaan dua kampus itu telah ikut mencerdaskan masyarakat Aceh selama berdekade. Maka dari itu kehadiran Darussalam harus dimaknai sebagai pendorong kemajuan Aceh.
Pesan kemajuan itu dapat kita lihat pada keberadaan tugu Darussalam. Namun ironisnya, dalam logo yang dimenangkan oleh Fandy Diadline Widi Anugerah malah menghapus jejak sejarah itu.
Malahan bisa kita lihat logo hasil pemenang sayembara tersebut identik dengan logo/lambang "Scottish Knights Templar" atau Maltese Cross, simbol yang paling sering dikaitkan dengan Ksatria Malta (Knights of Malta)----Pasukan Salib pada masa "Crusades" (Perang Salib)----yang disinyalir memiliki hubungan dengan organisasi Anti-Christ/Dajjal seperti Freemasonry.
cek:
http://www.usatoday.com/story/news/world/2013/02/09/knights-malta-900-years/1904369/
http://www.grandprioryofthescots.org/after_bannockburn.php
http://www.grandprioryofthescots.org/after_bannockburn.php
“Kami jelas tidak sepakat, ketika dalam logo baru UIN Ar Raniry, tidak lagi mengambarkan identitas Keacehan dan Keislaman. Logo yang menjadi pemenang, bahkan sama sekali tidak menjelaskan apapun mengenai kedua indentitas tersebut. Maka dapat dikatakan, bahwa ini jelas telah tercerabut dari akar sejarahnya!” ujar Irwandi.
Diakhir sikap yang dikirimkan ke redaksi, lembaga Lingka Forum meminta supaya logo tersebut, yang rencananya akan menggantikan logo lama UIN Ar Raniry, dibicarakan kembali dengan berbagai elemen di Aceh. kiranya dapat dipikirkan untuk mengadakan satu seminar dengan melibatkan dari para sesepuh Darussalam, alumi, pakar sejarah dan budaya sampai elemen masyarakat lainnya, guna membicarakan logo baru tersebut. Sehingga pada akhirnya logo tersebut betul-betul menjadi milik bersama masyarakat Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar