Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim (Ibrani: המוסד למודיעין ולתפקידים מיוחדים, "Institut Intelijen dan Operasi Khusus"; bahasa Arab: الموساد للاستخبارات والمهام الخاصة al-Mōsād lil-Istikhbārāt wal-Mahāmm al-Khāṣṣah)
MOSSAD dibentuk PM David Ben Gurion la'natullah 'alaih pada tgl 1 september 1951 selain intelijen militer dan kontra intelijen (Shin Bet). Mossad persis organisasi bayangan. Dinas intelijen ini dianggap momok bagi dunia Arab. Operasinya terutama mengawasi bangsa-bangsa dan organisasi-organisasi Arab diseluruh dunia. Sepak terjangnya dalam mengacak-acak sejumlah negara membuatnya dilabeli sebagai salah satu dinas intelijen "tersukses" di dunia.
Moto mereka adalah "be-tahbūlōt ta`aseh lekhā milkhamāh (Hebrew: בתחבולות תעשה לך מלחמה), (EN: By Way Of Deception, Thou Shalt Do War), dalam bahasa Indonesianya berarti "MELALUI TIPU DAYA, ANDA HARUS BERPERANG" adalah kutipan dari Alkitab (Amsal 24:6):" Sebab karena bimbingan yang bijaksana Anda dapat berperang "(NRSV). Moto itu kemudian berubah menjadi bagian Amsal lain: be-'EYN tachbūlōt yippol `am, ū-Teshu` ah be-rov yō'éts (Ibrani: באין תחבולות יפול עם, ותשועה ברוב יועץ, Amsal 11:14). Ini diterjemahkan oleh NRSV sebagai: "Di mana tidak ada bimbingan, bangsa jatuh, namun dalam kelimpahan konselor ada keselamatan."
Lembaga ini bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra "teroris". Mossad juga bertanggung jawab atas pemindahan warga Yahudi keluar dari Suriah, Iran, dan Ethiopia. Agen-agennya aktif dalam pembentukan sejumlah negara komunis di Barat dan PBB.
Pada pembetukannya, ia berkata bahwa tujuan Mossad ialah, "Untuk negara kita yang sejak berdirinya telah berada di bawah ancaman musuh-musuhnya. Konstitusi intelijen ialah garis terdepan pertahanan...Kita harus belajar dengan baik cara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekeliling kita."
Mossad berkantor pusat di Tel Aviv. Pada 1980-an, personilnya diperkirakan berjumlah 1500-2000 orang. Walaupun dianggap salah satu dinas intelijen yang paling "sukses" di dunia. Namun dinas rahasia ini pernah pula beberapa kali melakukan kesalahan-kesalan besar. Yang paling fatal dan memalukan ialah kegagalannya mencegah pembunuhan PM Israel Yitzhak Rabin la'natullah 'alaih. Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata dan menembak Rabin. Hal ini memaksa pemerintahan Israel memecat direktur Mossad Shabtai Shavit la'natullah 'alaih dan digantikan Mayjen Danny Yatom la'natullah 'alaih.
MOSSAD DAN CATATAN OPERASI LINTAS NEGARA:
1. AMERIKA:
Argentina
Adolf Eichmann " menghilang " dari dunia diakhir perang dunia kedua. Menjabat sebagai Chief of the Jewish Affairs Section of Reich Security (terjemahan bebas: Kepala Bagian Hubungan Yahudi Bidang Keamanan), Adolf dipercaya sebagai salah satu penentu kebijakan dalam kekuasaan Jerman (baca : NAZI). Ditengah - tengah semakin banyak pemimpin Nazi yang diketemukan, ia memutuskan untuk menghilangkan jejak dari perhatian dan tuntutan sekutu. Walaupun pernah ditangkap dua kali oleh sekutu di akhir peperangan, Eichmann dapat kabur dari kamp penjara sementara dan terbang ke Austria.
Simon Wiensenthal yang merupakan tokoh utama pemburuan Eichman, menghalangi istri Eichman dari mendapatkan kepastian mengenai kematian Eichmann dan mengkonfirmasikan bahwa tidak ada bukti yang menguatkan bahwa Eichmann meninggal diakhir peperangan. Pada awal 1953, Wiesenthal melaporkan beberapa data yang dapat dipercaya melacak jejak Eichmann dan keluarganya pergi ke Argentina. Walaupun Wiesenthal merupakan orang yang pertama kali melacak kemungkinan keberadaan Eichmann di Argentina, Intelejen Israel - yang mempunyai departemen khusus untuk melacak keberadaan Adolf Eichmann, dan pemimpin lainnya - lah yang mengembangkan pencarian dengan terperinci dari jejak tersebut dan juga yang bertanggung jawab atas ekstradisi Eichmann.
Dalam waktu singkat, ribuan dokumen dikumpulkan dalam pencarian Adlof Eichmann. Dan mereka menemukan bahwa Eichmann tinggal di Buenos Aiers dengan nama "Ricardo Klement".
Penangkapan Eicman dilakukan pada tanggal 3 Mei 1960. Setelah membututi Eichmann dalam waktu beberapa hari, mereka menyiapkan rencana untuk menentukan tempat dan lokasi dimana dia ditangkap. Setelah 20 hari berada di Argentina, Peter Malkin, Agen Mossad memberhentikan Eichmann dalam perjalanan pulangnya, menangkapnya dengan rahasian dan memerikan pertanyaan - pertanyaan. Diawal introgasinya, Klement menolak untuk mengakui siapa dirinya, tetapi ketika ditanya mengenai nomor urut SS nya, ia menjawabnya dengan benar, sesuai dengan nomor urut Eichmann. Setelah menahan Klement dalam waktu beberapa hari, akhirnya ia menandatangani pernyataan setuju untuk meninggalkan Argentina secara "sukarela" dan untuk mengikuti proses hukum di Israel. Dan tetap, penangkapannya masih rahasia.
Di awal peradilannya, pengadilan Israel dihadapkan dengan dua argumentasi hukum mengenai jurisdiksi. Argumentasi yang pertama adalah bahwa Israel melanggar kedaulatan Argentina karena israel menangkap Eichmann tanpa sepengetahuan Argentina. Setelah mengetahui bahwa Eichman telah diterbangkan ke Israel, pemerintah Argentina emminta agar warganya dikembalikan dan menyatakan akan menggunakan jurisdiksinya dalam penuntutan terhadap Eichmann. Dalam hal ini, PBB mengecam tindakan pelanggaran berat Israel terhadap kedaulatan Argentina. Walaupun demikian, Israel tidak peduli mengenai bagaimana caranya Eichmann bisa sampai ke israel, yang jelas saat itu Eichmann berada dalam jurisdiksi Israel dan dapat dihadapkan kepada pengadilan Israel.
Argumentasi kedua bahwa hukuman terhadap Eichmann tidak dapat dilakukan karena Eichmann - yang bukan merupakan WN Israel - melakukan tindakan kriminal kepada Non Israel sebelum negara tersebut ada. Dalam hal ini, banyak negara mengatakan bahwa negara lain lebih pantas memberikan jurisdiksinya untuk mengadili Eichmann. Namun lagi - lagi pengadilan Israel bersikeras untuk memeroses Eichmann. Pengadilan menjustifikasi bahwa keputusan pengadilan untuk tetap memeroses eichman berdasrkan jurisdiksi universal kepada tindakan kriminal yang dituduhkan kepada Eichmann. Pengadilan ini dimulai pada tanggal 11 April 1961. Dia dituduh, dibawah hukum Israel untuk kejahatan perang, anggota dari organisasi HOSTILE, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan terhadap orang Yahudi. Persidangan tersebut dilakukan selama 4 bulan, lebih dari 100 saksi dihadirkan, dan sekitar seratus dokumen yang membenarkan dan menyatakan bahwa Eichmann dalam keadaan yang bebas dalam melakukan perbuatannya. Keputusan pengadilan tersebut dibacakan pada tanggal 10 desember 1961, dan Eichmann dinyatakan bersalah atas semua tuntutan yang diberikan kepadanya, dan dihukum mati. Hukuman mati tersebut dilakukan pada tanggal 31 May 1962.
Dengan kekalahan Jerman Nazi pada tahun 1945, Eichmann, yang aktivitas kriminalnya banyak diketahui saat itu, melarikan diri dari kamp tahanan Ober-Dachstetten dan bersembunyi di Jerman Barat. Dengan nama samaran, pertama kali ia bekerja sebagai rimbawan dan kemudian peternak ayam, pada tahun 1950, menyusul jejak buronan Nazi lainnya, ia berimigrasi melalui Italia ke Argentina. Di sana, rezim fasis Juan Peron siap menyambutnya dan macamnya. Kini, dengan nama samaran lain, Ricardo Klement, ia menunggu kedatangan isteri dan 2 puteranya, yang akhirnya bergabung dengannya pada tahun 1952.
Selama sekitar 8 tahun, Eichmann hidup sederhana di sejumlah tempat yang berbeda dan melakoni sejumlah pekerjaan sedang. Pada pertengahan tahun 1950-an, sentralitas pada kepentingan Eichmann dalam program pemusnahan bangsa Yahudi telah merebak.
Penangkapan
Setelah proses yang berliku-liku, Mossad (badan intelijen Israel) sanggup membuktikan jati diri Eichmann yang sesungguhnya. Sebuah tim diterjunkan ke Buenos Aires, tempat Eichmann tinggal saat itu, untuk membawanya ke Israel untuk diadili atas kejahatannya. Pada bulan Mei 1960, Eichmann diculik dan diterbangkan ke Israel. Lebih dari 9 bulan berikutnya, ia menjadi sasaran interogasi, yang akhirnya sampai ke rekaman tape berdurasi 275 jam, memproduksi catatan 3.564 halaman.
Pengadilan
Pengadilan Eichmann bermula pada 11 April 1961 dan selesai pada 15 Desember 1961. Pengadilan itu memancing kontroversi dunia internasional karena pemerintah Israel mengizinkan program berita dunia menyiarkan pengadilan itu secara langsung tanpa pembatasan apapun.Ia dijatuhi hukuman mati. Banding terhadap hukuman itu gagal, ia digantung di tengah malam 31 Mei 1962, yang menjadi satu-satunya hukuman mati resmi yang dilaksanakan dalam sejarah Israel. Tubuh Eichmann dikremasi dengan peralatan sementara yang konon meniru pemandangan di Auschwitz, Chelmno, Belzec, Sobibor, Treblinka, dan Majdanek. Abu jenazahnya ditaburkan di sebuah titik di Laut Tengah, di luar perairan teritorial Israel.
(source: 1. http://www.simon-wiesenthal-archiv.at/02_dokuzentrum/02_faelle/e01_eichmann.html, 2. http://www.holocaustresearchproject.org/trials/eichmanntrialcapture.html)
Amerika Serikat
Mossad dibalik peristiwa WTC 9-11!
Sebuah artikel yang dimuat di mingguan American Free Press mengungkap keterlibatan agen intelijen Israel, Mossad dalam peristiwa serangan 11 September 2001 di AS. Yang mengejutkan, ketelibatan Mossad dalam serangan Black September itu lewat sepupu salah satu tersangka pelaku serangan 11 September. Artikel itu menyebutkan bahwa Ziad al-Jarrah, salah seorang tersangka pelaku serangan 11 September punya sepupu bernama Ali al-Jarrah yang sudah lama bekerja sebagai agen Mossad. Fakta ini membuktikan bahwa Mossad berperang dalam serangan terorisme tersebut. Sebelum mingguan American Free Press, sejumlah media massa AS sudah banyak yang mengungkap dugaan keterlibatan Israel dalam serangan teroris 11 September. Surat kabarNew York Times misalnya, sudah menurunkan laporan tentang Ali al-Jarrah yang berkebangsaan Libanon. Menurut New York Times, al-Jarrah sudah bekerja sebagai mata-mata Israel selama lebih dari 20 tahun. Dan al-Jarrah sendiri kabarnya pernah mengakui bahwa ia pernah melakukan kegiatan mata-mata terhadap kelompok-kelompok pejuang di Palestina dan kelompok Hizbullah di Libanon, sejak tahun 1983.
New York Times juga menulis bahwa keluarga al-Jarrah dikenal dengan keterlibatan mereka dalam aksi-aksi kekerasan. Salah satunya adalah Ziad al-Jarrah yang oleh AS dituduh sebagai salah satu dari 19 orang yang membajak pesawat komersial AS dan melakukan serangan 11 September 2001. Masih menurut New York Times, keterlibatan Israel dalam serangan teroris tersebut bisa dilacak kembali dari informasi tentang lima orang Israel yang ‘tertangkap basah’ menunjukkan kegembirannya dengan berjingkrak-jingkrak dan saling menepukkan telapak tangan ketika pesawat dengan nomor penerbangan 11 dan 175 menghujam gedung World Trade Center di New York. Karena kelakuanya itu, aparat keamanan dikabarkan menangkap kelima orang Israel tersebut, tapi mereka dibebaskan secara diam-diam setelah 71 hari di penjara. Kelima orang Israel itu diduga sebagai agen Mossad. Sementara itu, mingguan Forward dalam laporannya mengutip pernyataan dua agen CIA yang mengungkapkan bahwa setidaknya dua orang Israel yang ditangkap itu kemudian diketahui sebagai tim mata-mata Mossad. “Tidak ada pertanyaan, tapi perintah untuk menutup penyelidikan atas kasus mereka datang dari Gedung Putih,” kata agen CIA itu pada mingguan Forward. Disebutkan pula bahwa setelah ada perintah dari Gedung Putih untuk menutup kasus tersebut, markas besar CIA langsung membuat keputusan untuk menutupi kasus ini agar tidak bocor sehingga tidak ada alasan untuk mengait-kaitkan Israel dalam serangan 11 September yang menelan korban jiwa sebanyak 2.970 orang.
Dugaan bahwa Mossad terlibat dalam serangan 11 September 2001 di AS juga pernah dilontarkan oleh mantan perdana menteri Italia, Francesco Cossiga. Menurutnya, serangan teroris 11 September adalah hasil konspirasi antara CIA-Mossad. “Semua agen intelejen di AS dan Eropa tahu pasti bahwa serangan mematikan itu dirancang oleh CIA dan Mossad. Kedua lembaga intelejen itu juga membentuk opini sedemikian rupa sehingga negara-negara Arab yang menanggung tuduhan serangan teroris tersebut. CIA dan Mossad ingin mendorong kekuatan-kekuatan Barat untuk ikut serta dalam perangnya di Irak dan Afghanistan,” kata Cossiga. Keterlibatan Israel dalam serangan keji itu makin santer setelah muncul informasi bahwa ketika serangan terjadi, seluruh orang Yahudi yang bekerja di gedung World Trade Center sudah diberitahu untuk tidak pergi kerja pada hari itu. Informasi ini diperkuat oleh laporan yang bocor ke publik, berisi laporan bahwa dua orang pegawai perusahaan Odigo, perusahaan telekomunikasi milik Israel menerima sms peringatan akan adanya serangan beberapa jam sebelum tragedi serangan ke gedung World Trade Center. Perusahaan Odigo pula yang mengirimkan sms berisi himbauan agar orang-orang Yahudi tidak usah pergi kerja pada tanggal 11 September 2001dan lebih baik berdiam diri di rumah. Kantor Pusat Odigo sendiri, terletak hanya dua blok dari gedung World Trade Center.
Selain itu banyak pendapat lainnya tentang Konspirasi WTC 911 ini oleh para Pakar/ Ekspert dan Orang dalam Pentagon sendiri, seperti termasuk konspirasi "Project Blue Beam/CGI", Ramalan "bill dollar" dan Film/ Kartun serta istilah "Inside Job" itu sendiri. Kesimpulan semua pendapat tersebut bermuara ke pelaku yang sama, yaitu Konspirasi Busuk Koalisi Zionis Yahudi-Kristen-Kaum Munafiq.
(source: http://www.voltairenet.org/article179295.html)
2. Eropa :
Belgia
Pada 22 Maret 1990, Mossad melakukan operasi dan berhasil membunuh terhadap Gerald Bull yang merupakan seorang insinyur dan ahli balistik asal Kanada. Ia tewas ditembak beberapa kali di kepalanya saat sedang berada di luar apartemennya di Brussels. Bull sendiri pada saat itu bekerja untuk Irak dalam "Project Babylon Supergun/PC-2- Iraq Special Weapons". Anak Bull sendiri percaya bahwa Mossad bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, ia meyakini Mossad memliki prinsip yang "mengerikan" bahwa bagi yang tidak berkomitmen untuk menakut-nakuti orang lain demi kepentingan dalam dan luar negeri Negara penjajah Israel yang mungkin mencoba untuk membantu rezim musuh akan dibunuh karena dianggap sebagai ancaman. Tetapi pemerintah Irak dan Iran saat itu mencurigai bahwa Bull dibunuh oleh agen CIA.
(source: 1. https://www.washingtonpost.com/archive/opinions/1991/02/10/who-murdered-gerald-bull/bfce6e11-7dff-4964-864d-29db5e02753b/?utm_term=.e3910fbcddef 2. http://www.nytimes.com/1990/08/26/magazine/the-man-behind-iraq-s-supergun.html?pagewanted=all)
Bosnia dan Herzegovina
Ketika Perang Saudara Yugoslavia 1991 jatuh, Mossad dan Pihak American Jewish Joint Distribution Committee mengevakuasi 15.000 warga Yahudi Bosnia dari Sarajevo ke Israel melalui udara dan darat.
Siprus
1. Membunuh Hussein al-Bashir, wakil PLO di Siprus
Pada Januari 1973, Mossad berhasil membunuh Wakil PLO di Siprus, Hussein al-Bashir, dalam sebuah ledakan bom yang ditaruh di bawah ranjangnya di sebuah hotel di Nicosia, Siprus. Pembunuhan ini berhubungan dengan kasus pembantaian di Munich. Hussein al-Bashir sendiri adalah seorang pejuang PLO yang terlibat dalam peristiwa ” Black September” yang menewaskan sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di Munich, Jerman.(Reeve p.168.)
2. Kegiatan Spionase/ Intelijen Kedutaan Iran di Nicosia
April 1991, Seorang polisi Siprus menangkap empat agen Mossad ketika mereka berusaha untuk menanam mikrofon di kedutaan Iran di Nicosia. Siprus dan Israel menyelesaikan urusan itu dalam waktu dua minggu, para agen meninggalkan negara itu setelah dikenakan sanksi membayar denda.
Perancis
Sa'ar 3 Class ("Cherbourg") adalah kapal rudal yang dibangun di Perancis di galangan kapal Cherbourg berdasarkan modifikasi antara Angkatan Laut Israel dengan Angkatan Laut Jerman Fast Attack Craft Class Jaguar dimana mereka juga dikenal sebagai bintang-bintang di Cherbourg.
Keterlibatan pertama Sa'ar 3 yang dibuat pada Oktober 1973 di Yom Kippur. Selama perang ini, permukaan pertama ke permukaan keterlibatan rudal angkatan laut terjadi. Yang pertama adalah pada Pertempuran Latakia dimana Angkatan Laut Israel menyerang kapal Suriah dan target pesisir menggunakan senjata dan rudal. Hal ini diikuti lama kemudian oleh serangan Israel terhadap pasukan Mesir pada Pertempuran Baltim.
(https://www.revolvy.com/main/index.php?s=Sa%27ar%203-class%20missile%20boat&item_type=topic)
2. Melakukan Operasi Pembunuhan :
- Zuheir Mohsen, anggota PLO pro-Suriah pada tahun 1979.
- Atef Bseiso, seorang perwira tinggi intelijen PLO di Paris pada tahun 1992. Polisi Prancis percaya bahwa Atef Bseiso diikuti oleh tim pembunuh dari Berlin, di mana bahwa tim pertama berhubungan dengan tim lain untuk mencegat dirinya di depan sebuah hotel Left Bank, di mana ia menerima tiga tembakan jarak dekat di kepalanya.
- Yehia El-Mashad, kepala program senjata nuklir Irak, pada tahun 1980.
- Dr. Mahmoud Hamshari, koordinator pembantaian Munich. Mossad membunuhnya dengan cara meledakkan telepon di apartemennya di Paris pada tahun 1972.
- Dr. Basil Al-Kubaissi, yang terlibat dalam pembantaian Munich, dan dieksekusi di Paris pada tahun 1973.
- Mohammad Boudia, anggota PFLP yang dieksekusi di Paris pada tahun 1973.
- Pada tanggal 5 April 1979, agen Mossad melakukan peledakan sebuah reaktor Nuklir Irak yang yang dibangun di Toulouse, dimana menghancurkan 60 persen komponennya. Reaktor itu sendiri dikemudian hari dihancurkan oleh serangan udara Israel pada tahun 1981.
- Mossad bekerjasama dengan dinas keamanan dalam negeri Maroko dalam kasus penculikan politisi pembangkang Mehdi Ben Barka pada tahun 1965.
Jerman
Merupakan sebuah operasi oleh Lekem-Mossad untuk program nuklir Israel. Kapal kargo Jerman "Scheersberg A" hilang dalam perjalanan dari Antwerpen ke Genoa bersama dengan muatannya 200 ton Uranium "yellowcake", diduga dipindahkan ke sebuah kapal Israel.
Sejak awal pendiriannya, Israel sudah berpikir bahwa negaranya berada di tengah negara-negara tetangga yang berbahaya. Pemikiran “keterancaman negara” ini menjadi bagian penting semangat nasionalisme yang terus dikembangkan Israel sampai sekarang.
Itulah sebabnya, tidak mengherankan jika negara bangsa Yahudi itu berusaha membangun pertahanan negara yang kuat dan melebihi yang dilakukan negara-negara tetangganya, dengan cara apapun. Salah satu yang kemudian berhasil diungkap media, adalah upaya Israel untuk mengembangkan program senjata nuklir.
Persoalannya, Israel termasuk negara yang tidak memiliki cadangan uranium diwilayahnya. Dan kesulitannya lagi, dunia tidak melegalkan adanya perdagangan bahan utama pembuat senjata nuklir tersebut.
Operasi Plumbat, menjadi cerita sukses Israel dalam usahanya “mendatangkan” uranium ke negaranya. Operasi ini dilakukan melalui pelayaran rahasia kapal Scheersberg milik perusahaan kimia Asmara Chemie, Jerman Barat.
Perusahaan kimia Asmara Chemie berperan penting dalam operasi itu. Hal ini terjadi setelah pemilik Asmara Chemie diundang ke Israel. Hasil pertemuan, perusahaan ini bersedia menyuplai bahan kimia ke Israel.
Pada 1968, Asmara Chemie menyodorkan proposal kepada Perwakilan Keamanan Nuklir Eropa (Eurotom) untuk membeli uranium dari Societe Generale des Mineral (SGM), perusahaan Belgia yang memiliki hak pengelolaan uranium Eropa. SGM tidak terlalu mempedulikan aturan Eurotom, yang terpenting Asmara Chemie dapat membayar.
Asmara Chemie kemudian dapat melakukan transaksi dengan SGM. Meskipun demikian tidak mudah bagi perusahaan (yang pemiliknya ternyata seorang Yahudi berkebangsaan Jerman) untuk mengirim uranium tersebut ke Israel. Disinilah operasi pelayaran rahasia kemudian dilakukan. Kapal Scheersberg merapat secara rahasia dengan kapal barang Israel di meditarania Timur, dan uranium berpindah secara cepat, bahkan tanpa sepengetahuan kapten dan kru kapal.
Operasi yang dipimpin Zwi Zamir ini berlangsung sampai 1976. Cerita ini bocor ke Majalah Time. Para pejabat Eurotom setelah terdesak oleh banyak pertanyaan publik mengakui bahwa 200 ton uranium telah “hilang” di laut lepas dengan nama pembelinya perusahaan Asmara Chemie. (INTELIJEN, edisi 3/VII/2010)
2. Pengiriman bom surat selama "The Wrath of God Operation" (Operasi Murka Tuhan).
2. Pengiriman bom surat selama "The Wrath of God Operation" (Operasi Murka Tuhan).
Salahsatu contoh target dari Bom Surat yang dilakukan oleh Mossad ini adalah mereka pernah mengirimnya ke penjahat perang Nazi, Alois Brunner. Bom Surat tersebut digunakan bukan untuk membunuh Brunner tetapi hanya sekedar untuk "Shock Therapy" saja. Dalam peritiwa tersebut Brunner kehilangan beberapa jari dan satu tangan dalam dua percobaan pembunuhan bom surat. Sebuah majalah Prancis mengatakan bahwa komandan SS kelahiran Austria ini meninggal di gudang bawah tanah Damaskus Suriah pada tahun 2001.
(www.dw.com/en/report-nazi-war-criminal-brunner-died-in-syrian-basement/a-37097407)3. Racun Cokelat Maut
Korban racun Mossad salahsatunya adalah Wadi Haddad, tokoh Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Haddad adalah orang yang mendalangi beberapa pembajakan pesawat pada 1960-an sampai 1970-an. Aksi-aksi pembajakan pesawat itu dia lakukan untuk menuntut pembebasan pejuang Palestina yang ditahan Israel.
Haddad meninggal pada 1977 akibat diracun oleh agen Mossad. Dalam buku berjudul Striking Back, mantan agen Mossad Aharon Klein menjelaskan cara-cara untuk membunuh Haddad secara perlahan.
Para era 1970-an itu, Klein ditugaskan oleh Mossad untuk menyusup ke kelompok perlawanan Palestina. Misi utamanya adalah melenyapkan nyawa Haddad. Setelah mempelajari seluruh kebiasaan ’’calon mangsa’’-nya itu, Klein mengetahui bahwa Haddad menyukai cokelat.
Penganan manis itu menjadi titik kelemahan pembajak pesawat yang ditakuti maskapai-maskapai Israel dan negara-negara Barat. Setelah berhasil masuk ke lingkaran dalam kelompok Haddad, Klein mulai sering menghadiahkan cokelat yang telah dibubuhi racun kepada pemimpin FPLP itu.
Beberapa bulan setelah rutin mengonsumsi ’’cokelat maut’’ itu, Haddad meninggal di sebuah hotel di Jerman Timur. Dokter tak berhasil mendiagnosis penyakit apa yang menyebabkan kematian Haddad. ’’Waktu itu, Haddad dianggap sebagai musuh nomor satu oleh Israel,’’ kata Klein.
Haddad kali pertama membajak pesawat Israel pada 23 Juli 1968, dengan tuntutan pembebasan sejumlah tawanan Palestina dari penjara Yahudi. Organisasi pimpinannya juga mendalangi pembajakan pesawat Air France yang membawa beberapa warga Israel pada 1972. Pesawat itu dipaksa mendarat di Uganda. Namun, pasukan khusus Israel saat itu berhasil membebaskan para sandera.(age-bbc-ben-81)
PLO bubar setelah kematiannya.
(http://gulfnews.com/news/mena/palestine/mossad-killed-haddad-with-poisoned-chocolate-1.236040)4. Gerakan ekstremis Libanon, Hezbollah menyerahkan seorang pengusaha Israel dan sisa-sisa jasad tiga orang tentara Israel. Elhana Tennenbaum dan tiga jasad tentara itu diterbangkan dengan pesawat Jerman ke kota Koln di Jerman. Sebagai gantinya Israel menyerahkan 3 orang tahanan asal Libanon dan Suriah, termasuk dua pejabat tingg Hezbollah. Mereka juga diterbangkan ke Jerman. Pertukaran tawanan in disepakati setelah campur tangan Jerman. Sebagai balas jasa Israel juga menyerahkan seorang warga Jerman, Steven Smyrek, yang dituduh melakukan teror. Rabu malam kemarin, sebuah stasiun televisi gerakan Hezbollah telah melakukan wawancara dengan Tennenbaum. Ia diculik tiga tahun lalu di Libanon. Sementara ketiga tentara Israel ditahan oleh gerakan Hezbollah sejak tahun 2000. Sejak awal pemerintah Israel yakin bahwa mereka telah tewas, dan beberapa minggu lalu gerakan Hezbollah menguatkan dugaan tersebut.Kamis ini akan dilangsungkan upacara pertukaran resmi di Koln. Selanjutnya di perbatasan dengan Libanon Israel menyerahkan jasa sekitar 60 pejuang Hezbollah. Lebih dari 400 orang tahanan Palestina juga turut dibebaskan.
Mossad menemukan bahwa Hizbullah telah merekrut seorang warga negara Jerman bernama Steven Smyrek yang bepergian ke Israel. Dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh Mossad, CIA, Lembaga Keamanan Internal Jerman, Bundesamt für Verfassungsschutz (BfV), dan Lembaga Keamanan Internal Israel Shin Bet, Smyrek diawasi gerak-geriknya secara konstan, dan dia segera ditangkap setelah mendarat di Israel. Mossad diduga telah terlibat dalam spionase industri di Jerman. Pada akhir 1990-an, kepala BfV dilaporkan bahwa pihaknya memperingatkan kepada kepala Mossad tetap menjadi ancaman utama dalam hal mencuri rahasia komputer terbaru di negara itu.(http://www.faz.net/aktuell/politik/gefangenenaustausch-smyrek-wird-in-deutschland-bleiben-1144575.html)
Yunani
Pembunuhan Zaiad Muchasi, perwakilan FATAH di Siprus. Zaiad tewas oleh sebuah ledakan di kamar hotelnya di Athena pada tahun 1973.
Italia
1. Mossad memiliki hubungan yang sangat erat dengan Loji P2 dan MAFIA Italia
Keterkaitan Mafia dengan Freemasonry menarik minat Harun Yahya. Dalam bukunya “The Knights Templars”, peneliti Turki ini mengisahkan investigasi yang dilakukan dua jaksa penuntut dari Milan, Italia, pada bulan Maret 1981.
Kasus yang tengah diselidiki adalah kasus penculikan bohong-bohongan di tahun 1979 yang menyebabkan ‘hilangnya’ seorang bankir internasional kelahiran Sisilia, bernama Michele Sindona, penasehat keuangan Tahta Suci Vatikan dan yang juga diketahui memiliki jaringan ke sejumlah organisasi Mafia. Dua jaksa penuntut umum itu menemukan suatu hal yang amat menarik. Ketika Sindona tengah dalam persembunyiannya di kota Palermo, Sisilia, Sindona kemudian diketahui kabur ke Arezzo, sebuah kota yang berjarak 600 mil di utara, dan kemudian bertemu dengan pengusaha tekstil bernama Licio Gelli.
Tentu saja, Gelli kemudian ikut diperiksa atas raibnya Sindona. Tanggal 17 Maret 1979, petugas kepolisian Itali menggerebek kantor Gelli dan menemukan 962 daftar nama. Ini bukan daftar nama biasa, melainkan sebuah daftar keanggotaan dari The Propaganda Due Masonic lodge—yang biasa disingkat P2, yang mana Licio Gelli menjadi Grand Masternya.
Isi nama-nama itu sungguh membuat pihak berwenang Italia terkejut bukan kepalang, karena berisi nama-nama orang penting dan berpengaruh di negeri itu, yang antara lain berisi nama-nama tiga orang menteri, 43 anggota parlemen, beberapa Laksamana, pimpinan dari Dinas Intelijen, ratusan birokrat dan diplomat puncak, sejumlah kepala kepolisian Italia yang memegang kendali atas kota-kota besar negara itu, para pengusaha terkenal dan bankir ternama, pemimpin dari harian Italia Corriere della Sera, dan 24 jurnalis kawakan Italia, baik yang bekerja di media cetak maupun yang ada di televisi.
Di antara nama-nama tersebut, nama Michele Sindona ada di sana. Nama lainnya adalah nama seorang bankir Italia, Roberto Calvi, yang beberapa waktu lalu ditemukan tewas tergantung di sebuah jembatan di London dalam posisi tubuh yang tidak lazim, seperti usai menjalani suatu ritual Masonik. Lokasi itu sendiri berada tak jauh dari sebuah gereja tua abad pertengahan di mana dahulu digunakan sebagai salah satu markas para Templar.
Penyelidikan lebih lanjut menemukan fakta bahwa ke-962 anggota lodge Masonik itu ternyata dibagi menjadi 17 sel yang antara satu dengan yang lainnya, antara sel satu dengan sel lainnya, tidak saling mengenal. Hanya Grand Master Lucio Gelli yang mengetahui semua anggotanya. Lucio Gelli sendiri merupakan seorang militan yang ikut bertempur dalam Perang Sipil Spanyol mendukung kaum fasis yang dipimpin Benito Mussolini. Setelah itu Gelli melakukan perjalanan ke Argentina dan menemui sahabatnya, Presiden Juan Peron. Hasil penyelidikan yang dilakukan aparat penegak hukum Italia terpaksa dilakukan dengan sangat hati-hati dan ekstra rahasia.
Dari penyelidikan inilah ditemukan bukti bahwa P-2 memainkan andil besar di dalam segala kekisruhan, peristiwa kriminal, pencucian uang, dan korupsi yang tidak ada habisnya di Italia. Bahkan Lodge Masonik itu juga diketahui berdiri di belakang para Mafia Italia. P-2 bahkan diketahui juga menjalin koneksi dengan Vatikan dan CIA.
Michele Sindona sendiri, yang juga membunuh seorang pengacara Italia dan kejahatan perbankan lainnya seperti menyebabkan bangkrutnya Franklin National Bank AS, sebenarnya telah ditangkap di Amerika dan dijatuhi vonis hukuman 25 tahun. Namun karena pihak berwajib Italia juga mencarinya dan kemudian sesuai dengan perjanjian ekstradisi yang baru dimiliki AS-Italia, maka pihak berwenang Amerika pun menerbangkan Michele Sindona ke penjara di Italia.
Di dalam penjara, Sindona kemudian ditemukan telah meninggal dunia dengan secangkir kopi yang sudah diminum setengahnya. Diduga kuat, kopi itu sebelumnya sudah dibubuhi racun mematikan. Lucio Geli sendiri juga ditangkap. Dia dijatuhi vonis hukuman penjara selama 12 tahun.
P-2 sendiri kemudian juga diketahui memiliki jaringan dengan Mossad, dinas intelijen Zionis-Israel. Sejumlah orang terkenal yang diketahui memiliki hubungan dengan P-2 adalah Henry Kissinger, Edmond de Rothschild, dan David Rockefeller. Jurnal Italia, Panorama, menulis bahwa Ellie de Rothschild-lah orang yang mendalangi penggantungan bankir Italia bernama Roberto Calvi di jembatan London.
Keterkaitan P-2 dengan Mossad dan sejumlah nama terkenal dunia juga dipaparkan oleh Victor Otrovsky dalam buku “The Other Side of Deception” (1994), yang menyusul buku Victor lainnya yang juga menggegerkan “By Way of Deception”. Ostrovsky menulis bahwa Licio Gelli merupakan kaki-tangan Mossad di Italia. Hingga kini, Mafia sebagai salah satu organisasi layar Freemasonry di Italia, dan juga di belahan bumi lainnya seperti Amerika Serikat, terus bekerja dan menjalin hubungan dengan orang-orang berpengaruh dunia, apakah itu politikus, pengusaha, penguasa, wartawan senior dunia, artis top, dan sebagainya.
Dihitung dari sudut finansial, bisnis Mafia merupakan bisnis yang mampu mengeruk keuntungan raksasa melebihi yang bisa dikeruk oleh gabungan perusahaan multitransnasional sekali pun seperti General Motors, Exxon, Ford, General Electric, dan U.S Steel bersama-sama. Sebab itu, walau pun di permukaan para penguasa kelihatannya bersama-sama memerangi kegiatan yang satu ini, namun secara diam-diam banyak penguasa yang rela menjadi pelindung dari Mafia. Zionis-Israel sebagai ‘negara’ teroris, pengejawantahan dari ‘negara’ yang berasaskan ideologi Kabbalah dan Talmud, diyakini mengeruk banyak uang haram dari bisnis kotor ini untuk membangun industri militernya.
(Harun Yahya; The Knights Templars; Tentang keterkaitan Freemasonry dengan Mafia, dalam buku itu dimuat dalam Bab 3 “Templars, Revolutions, Murders, and the Mafia” di lima subjudul: An Inside Account of Jack The Ripper, Propaganda Due (P-2), The P-2’s Secret Lodge and Strange Rituals, P-2 and Mossad, dan After P-2 – P-3?)
3. Honeypots - Operation
Pada tahun 1986, Mossad menggunakan agen rahasia untuk memikat whistleblower nuklir Mordechai Vanunu (mantan teknisi nuklir Israel yang mengungkapkan program senjata nuklir Israel kepada pers Inggris pada 1986) dari Inggris ke Italia, dalam perangkap gaya operasi madu di mana ia diculik dan dikirim ke Israel dimana dia diadili dan ditemukan bersalah atas pengkhianatan karena perannya dalam mengungkap program nuklir Israel (http://www.telegraph.co.uk/news/2017/01/23/israeli-nuclear-whistleblower-mordechai-vanunu-convicted-meetings/).
Mossad membunuhan Fathi Shiqaqi pada tahun 1995. Shiqaqi merupakan seorang pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina. Almarhum tewas karena ditembak beberapa kali di kepalanya ketika sedang berada di depan Hotel Diplomat Sliema, Malta.
Norwegia
Caesarea Memburu September Hitam
21 Juli 1973, sekira pukul 10:30. Seusai menonton bioskop, seorang pria berkulit gelap, menggandeng tangan istrinya yang sedang hamil, menyusuri Jalan Porobakakan di Lillehammer, Norwegia. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di samping mereka. Dua pria keluar dan dengan pistol Beretta menembak sang calon ayah. Dia meninggal diiringi jeritan istrinya.
21 Juli 1973, sekira pukul 10:30. Seusai menonton bioskop, seorang pria berkulit gelap, menggandeng tangan istrinya yang sedang hamil, menyusuri Jalan Porobakakan di Lillehammer, Norwegia. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di samping mereka. Dua pria keluar dan dengan pistol Beretta menembak sang calon ayah. Dia meninggal diiringi jeritan istrinya.
Para pembunuh itu bekerja untuk dinas rahasia Israel, Mossad. Mereka yakin telah membunuh seorang Palestina Ali Hassan Salameh yang dijuluki “Pangeran Merah.” Menurut hasil penyelidikan Mossad, Ali Hassan Salameh adalah satu dari delapan orang Palestina yang menamakan diri “September Hitam” dan menyandera atlet Israel dalam Olimpiade Munich, Jerman, tahun 1972. Dalam penyanderaan tersebut, sebelas atlet Israel, lima pelaku penyanderaan, dan seorang polisi Jerman tewas.
Sejak “pembunuhan Munich” agen-agen Israel mengejar orang-orang di balik penyanderaan itu. Ini adalah operasi terorganisir pemerintah Israel dalam skala besar. Wartawan Time, Aaron Klein, dalam bukunya The Avengers, menyebutnya sebagai “Operasi Murka Tuhan”.
Hanya tiga hari setelah tragedi tersebut, pesawat tempur Israel menyerang kamp Palestina di Lebanon dan Suriah. “200 orang meninggal dunia, menurut data Israel, semata-mata teroris,” tulis Peter Maxwill dalam Spiegel Online (19/7). Selain itu, pemerintah Israel di Yerusalem mengirim 1.350 tentara ke Lebanon Selatan, dan menembak mati 45 orang, ratusan rumah hancur. Itu operasi militer balasan yang berdarah. Tapi pembalasan yang sebenarnya diumumkan Perdana Menteri Israel Golda Meir: “Di mana pun serangan sedang dipersiapkan, di mana pun orang membunuh orang Yahudi dan rencana Israel –tepat di mana kita harus menyerang.”
Untuk memburu para penyandera “September Hitam”, pemerintah Israel membentuk operasi intelijen Ceasarea yang dipimpin perwira Mossad, Michael Harari. Agen-agen Ceasarea menghabisi orang-orang yang dituduh terlibat dalam tragedi Munich, seperti penulis Wael Zweiter, yang bekerja sebagai penerjemah di Kedutaan Libya di Roma; sejarawan Mahmoud Hamshari; pengacara Irak Basil al-Kubaissi; wakil-wakil pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Muhammed Jussuf Nadschar, Kamal Adwan, dan Kamal Nassir.
Namun, lelaki yang dibunuh di Lillehammer ternyata bukan Ali Hassan Salameh, tapi Ahmed Bouchiki, seorang pelayan asal Maroko. “Tim Ceasarea telah membunuh orang yang tidak bersalah,” tulis Peter Maxwill. Polisi Norwegia menangkap setengah lusin agen Israel, lima di antaranya dijatuhi hukuman beberapa tahun penjara.
Mossad baru berhasil membunuh Ali Hassan Salameh pada 22 Januari 1979 dengan meledakkan mobil yang dikendarainya. Akibat ledakan itu, duabelas orang pejalan kaki ikut tewas. Pada Juni 1992, duapuluh tahun setelah tragedi Munich, kepala intelijen PLO Reny Bseiso ditembak dua orang asing yang mendekatinya, dalam perjalanan kembali ke Paris dari pertemuan di Berlin.
Reny Bseiso mungkin korban terakhir dari Ceasarea. Tapi, menurut Peter Maxwill mereka belum mencapai tujuan mereka karena terduga lainnya seperti pendukung Abu Ijad dan Abu Daoud belum tertangkap.
Akibat salah sasaran, pada Januari 1996, Perdana Menteri Shimon Peres memberikan kompensasi kepada keluarga Bouchiki sebesar 400.000 dolar, tapi dengan satu syarat: “Israel tak akan bertanggungjawab,” kata Peres, dalam konferensi pers, “karena Israel bukan organisasi pembunuhan.”
Sumber:
http://historia.id/mondial/operasi-intelijen-caesarea-memburu-september-hitam
Inggris Raya
London 7/7
Mossad menjalin kerjasama dengan Organisasi Intelijen Inggris MI5 setelah peristiwa pemboman yang terjadi di jaringan transportasi umum di London, Britania Raya pada pagi hari 7 Juli 2005 saat jam-jam padat. Korban jiwa mencapai setidaknya 56 orang. Empat ledakan terjadi di tiga jalur kereta api bawah tanah dan sebuah bus di pusat kota London. Menurut buku tentang sejarah rahasia Mossad berjudul "Gideon's Spies" karya Gordon Thomas edisi 2007, tak lama setelah peristiwa pemboman 7/7, MI5 mengumpulkan bukti dan menemukan bahwa operasi itu dilakukan oleh senior Al-Qaeda yang dikenal dengan nama alias Mustafa yang diketahui melakukan perjalanan keluar-masuk dari Inggris sesaat sebelum peristiwa pemboman London 7/7.
Selama berbulan-bulan identitas sebenarnya dari Mustafa ini tetap tidak diketahui, tetapi pada awal Oktober 2005 Mossad dan MI5 mengatakan bahwa orang dengan nama alias Mustafa ini adalah Azhari Husin (Dr. Azahari bin Husin/Dr. Azhari), seorang ahli pembuat bom dalam Jemaah Islamiyah yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Asia Tenggara. Husin belajar di Inggris dan laporan mengklaim bahwa ia bertemu dengan bomber utama dalam peristiwa London 7/7 yang bernama Mohammad Sidique Khan, pada akhir tahun 2001 di kamp pelatihan militan Mujahiddin di Filipina.
Kemudian kepala Mossad, Meir Dagan bersama M15 mengatakan bahwa Husin ini telah membantu merencanakan dan merekrut relawan dalam peristiwa pengeboman London 7/7. Mossad mengklaim bahwa Husin mungkin masih berada di London pada saat pemboman, dan kemudian melarikan diri ke markas utama Al-Qaeda di kawasan suku Pakistan. Husin yang dikenal dengan Dr. Azhari kemudian dibunuh dalam baku tembak dengan Densus 88 di Indonesia pada November 2005.
Swiss
19 Februari 1998, Lima agen Mossad ditangkap polisi Swiss ketika mereka menginstal sebuah sistem penyadapan telepon di ruang bawah tanah dari rumah orang Lebanon dekat Bern. Empat dari agen dibebaskan setelah mengelabui para polisi. Agen kelima dipenjara sebelum akhirnya dibebaskan pada bulan April tahun yang sama.
Uni Soviet/Rusia
January 10, 1973. Jewish refuseniks demonstrate in front of the Ministry of Internal Affairs for the right to emigrate to Israel. |
Selama masa tindakan keras pemerintahan Soviet terhadap orang-orang Yahudi pada tahun 50-an s/d 80-an, Mossad terlibat dalam penyuluhan kepada kaum refuseniks (kaum pembangkang/ perlawanan kaum Yahudi yang dilarang oleh pemerintah setempat untuk berimigrasi ke Israel) di Uni Soviet . Mossad membantu menjalin kontak dengan kaum refuseniks di Uni Soviet, dimana saat itu komunikasi lewat dalam dan ke luar dari Uni Soviet dilarang oleh pemerintah Soviet dan membantu mereka untuk mendapatkan barang-barang agama Yahudi. Banyak siswa rabbi dari negara-negara Barat melakukan perjalanan ke Uni Soviet sebagai bagian dari program ini dalam rangka membangun dan mempertahankan kontak dengan kaum refuseniks.
Ukraina
Istri seorang insinyur asal Palestina memberikan keterangan bahwa lembaga intelejen Israel, Mossad, telah menculik suaminya sejak tiga minggu yang lalu dari kereta api Ukraina, lansir Press TV pada Jumat (11/3/2011).
Dirar Abu Sisi (42), dibawa pergi pada dini hari tanggal 19 Februari setelah menumpangi kereta di timur kota Kharkiv menuju ibukota Kiev, menurut Viktoria Kushnir, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Veronika Abu Sisi (32), istri korban, mengatakan pada hari Kamis (10/3) bahwa menurut sebuah pernyataan kondektur kereta, setelah dua jam perjalanan, dua orang tak dikenal datang ke gerbong kereta dan mengambil Sisi di stasiun Poltava.
Dia menambahkan bahwa mereka telah kembali ke negaranya pada tanggal 27 Januari. Sisi memiliki izin tinggal secara hukum di Ukraina, katanya.
“saya tidak menduga hal terjadi,” kata Abu Sisi pada AP dalam sebuah wawancara telepon.
Abu Sisi menjabat sebagai wakil kepala sebuah stasiun tenaga listrik di Jalur Gaza.
Kelompok HaMoked Israel, yang membela hak-hak Palestina, mengatakan bahwa Abu Sisi telah ditahan di pusat penahanan Shikma di luar kota pantai Ashkelon sejak 19 Februari.
3. TIMUR TENGAH:
Mesir
1. WOLFGANG LOTZ: Mossad melakukan Operasi intelijen untuk memutus komunikasi antara Port Said dan Kairo pada tahun 1956.
1. WOLFGANG LOTZ: Mossad melakukan Operasi intelijen untuk memutus komunikasi antara Port Said dan Kairo pada tahun 1956.
Mata-mata Mossad Wolfgang Lotz yang memegang kewarganegaraan Jerman Barat menyusup ke Mesir pada tahun 1957. Dia ditugaskan untuk mengumpulkan data-data intelijen Mesir pada situs rudal, instalasi militer, dan industri. Dia juga menyusun sebuah daftar nama-nama ilmuwan roket Jerman Ex-Nazi yang bekerja untuk pemerintah Mesir, dan mengirim beberapa dari mereka bom surat.
Setelah Kepala Negara Jerman Timur melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir, pemerintah Mesir yang menahan tiga puluh warga Jerman Barat sebagai isyarat pertukaran tahanan dengan Lotz, tetapi dengan asumsi bahwa Lotz telah ditemukan dan mengakui kegiatan spionasenya dalam perang dingin.
Setelah hubungan tegang pada 25 Mei 1967 konfrontasi kepala stasiun CIA di Tel Aviv John Hadden, yang memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan membantu mempertahankan Mesir jika Israel meluncurkan serangan mendadak, Direktur Mossad Meir Amit terbang ke Washington DC untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Robert McNamara dan dilaporkan kembali ke kabinet Israel bahwa Amerika Serikat telah memberi Israel "lampu hijau " untuk menyerang.
Mossad menugaskan Lotz untuk mengorek informasi kemiliteran Mesir. Wajah Jerman dan keahliannya melatih kuda, menjadi modal utamanya dekat dengan petinggi-petinggi militer.
Di udara, satu jet Mirage Israel harus melawan lima MiG-21 Arab, sebuah bandingan yang tidak seimbang. Tetapi berkat jasa spionase Lotz, Angkatan Udara Israel dapat meluluhlantakkan pesawat-pesawat tempur Mesir dengan akurat sebelum mereka sempat lepas landas. Dalam setengah hari, lebih dari 100 MiG-21 Mesir hancur di landasan. Hanya beberapa saja yang mampu meyambut serangan Israel, itupun dengan mudah dapat dikalahkan.
Sejatinya, Wolfgang Lotz adalah keturunan Yahudi dan berkewarganegaraan Israel, tetapi tak seorang pun dari petinggi-petinggi militer Mesir yang mengetahui. Bahkan hingga kedoknya terbongkar, Wolfgang Lotz masih dikira orang Jerman murni. Selain karena tampang dan aksennya, juga karena “anunya” tidak disunat sebagaimana layaknya pria Yahudi. Hal itulah yang meloloskannya dari hukuman mati. Wolfgang Lotz dihukum seumur hidup, tetapi setelah dua tahun masa hukumannya, ia dibebaskan dengan pertukaran tawanan.
(https://www.washingtonpost.com/archive/local/1993/05/17/champagne-spy-wolfgang-lotz-dies-at-73/fb76c134-f42f-449a-94f9-abcba8192cef/?utm_term=.01ed9038af67)
2. Melakukan Operasi intelijen ke Angkatan Udara Mesir dalam "Operasi Fokus" yang merupakan pembukaan dari serangan udara Israel pada awal Perang Enam Hari tahun 1967
Tanggal 5 Juni 1967 di bawah kode sandi "Operasi Fokus", pesawat-pesawat tempur Israel secara mendadak melancarkan serangan ke pangkalan- pangkalan udara milik Mesir. Akibat serangan tersebut, Mesir yang sebelum perang merupakan negara Arab dengan kekuatan militer terlengkap & termodern kehilangan sebagian besar pesawat tempurnya. Total, ada 338 pesawat Mesir yang hancur akibat serangan tersebut. Hancurnya pesawat- pesawat tempur Mesir di lain pihak memberikan keuntungan bagi Israel yang kini bisa mendominasi front udara di sisa Perang 6 Hari.
3. Operasi Bulmus - 6
Bantuan Intelijen dalam Perang Atrisi yang berlangsung antara Israel dan Mesir dengan artileri dan komando sepanjang Terusan Suez di Semenanjung Sinai dan dengan misil dan pesawat perang di atas langit Mesir.
3. Operasi Bulmus - 6
Bantuan Intelijen dalam Perang Atrisi yang berlangsung antara Israel dan Mesir dengan artileri dan komando sepanjang Terusan Suez di Semenanjung Sinai dan dengan misil dan pesawat perang di atas langit Mesir.
War of Attrition (bahasa Arab: حرب الاستنزاف Ḥarb al-Istinzāf, bahasa Ibrani: מלחמת ההתשה Milhemet ha Hatashah) adalah perang terbatas antara Israel dan Mesir pada 1967 hingga 1970. Setelah Perang Enam Hari tahun 1967, tidak ada usaha diplomatik untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel. Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser meyakini hanya kekuatan militer yang mampu mengusir Israel, dan permusuhan berlanjut di sepanjang Terusan Suez, dalam bentuk baku tembak artileri yang terbatas dan serangan berskala kecil ke Sinai. Permusuhan berlanjut hingga Agustus 1970, dan berakhir dengan gencatan senjata.
4. Operasi Damocles
Adalah sebuah operasi untuk melenyapkan ilmuan Jerman yang bekerja untuk program roket Mesir.
4. Operasi Damocles
Adalah sebuah operasi untuk melenyapkan ilmuan Jerman yang bekerja untuk program roket Mesir.
Agen-agen Kidon (Kidon merupakan sebuah satuan di bawah dinas Intelejen Israel. Kidon bertugas untuk menghabisi orang-orang yang berbahaya bagi Israel, singkat kata Kidon merupakan mesin pembunuh yang dimiliki oleh Mossad. Diambil dari bahasa Ibrani, Kidon memiliki arti bayonet) mengupayakan segala cara agar bisa melenyapkan para ilmuan Jerman tersebut dengan demikian Mesir akan mengalami kegagalan dalam upaya pengembangan program roket.
5. Mossad bekerjasama dengan CIA melakukan peledakan bom di sebuah kafe "Wadi an-Níl" di kota At-Tahrîr pada 27 februari 1993, yang merupakan sebuah Operasi Intelijen di Timur Tengah/ Tanah Arab. Uniknya, mayoritas korban yang jatuh dari wisatawan Yahudi dari negara Israel [Berita terkait ada dalam Surat Kabar Asy-Sya'b al-Mishriyyah pada edisi 755, 16 Muharram, 1414 H/6 Juli 1993]
6. Menggulingkan Pemerintah Mursi
Jaksa Agung Mesir, Talaat Ibrahim mencurigai mantan kandidat presiden, Amr Moussa dan Ketua Partai Konstitusi, ElBaradei telah memata-matai dan berusaha menggulingkan pemerintahan Mursi.
Mereka juga bergerak bersama mantan kandidat presiden lainnya Hamdeen Sabahi dan Presiden Partai Wafd, Al-Sayed al-Badawy, serta Kepala Kehakiman Ahmed al-Zend.
Seperti diberitakan Al-Monitor, Kamis (6/12/2012), pernyataan yang diajukan pengacara Hamed Sadeq itu mengatakan Moussa bertemu dengan Mantan menteri luar negeri penjajah Israel Tzipi Livni dan bersepakat untuk melawan Presiden Mesir Muhammad Mursi.
Kesepakatan itu membuat krisis di internal mesir. Pernyataan itu juga menegaskan Moussa berkoordinasi dengan anggotanya untuk menarik diri dari Majelis Konstituante yang bertugas menyusun konstitusi.
Kelompok tersebut juga melibatkan berbagai kelompok di masyarakat untuk mengacaukan rezim. Mereka dinilai menghasut massa untuk menggulingkan pemerintah dan membatalkan revolusi.
Mantan Menlu Penjajah Israel, Tzipi Livni Gabungan orang-orang tersebut dilaporkan bertemu di markas Partai Wafd untuk melaksanakan rencana zionis. Rencana tersebut bertujuan mengganggu stabilitas internal, menyebar kekacauan dan menggulingkan pemerintahan.
Pernyataan itu menuntut agar orang-orang tersebut dilarang bepergian ke luar negeri. Mereka harus diselidiki untuk tuduhan melakukan upaya menggulingkan pemerintah.
Mereka juga dicurigai menjadi mata-mata untuk lembaga asing serta menyembunyikan lokasi markas Partai Wafd yang dijadikan tempat pertemuan. (republika online)
5. Mossad bekerjasama dengan CIA melakukan peledakan bom di sebuah kafe "Wadi an-Níl" di kota At-Tahrîr pada 27 februari 1993, yang merupakan sebuah Operasi Intelijen di Timur Tengah/ Tanah Arab. Uniknya, mayoritas korban yang jatuh dari wisatawan Yahudi dari negara Israel [Berita terkait ada dalam Surat Kabar Asy-Sya'b al-Mishriyyah pada edisi 755, 16 Muharram, 1414 H/6 Juli 1993]
6. Menggulingkan Pemerintah Mursi
Jaksa Agung Mesir, Talaat Ibrahim mencurigai mantan kandidat presiden, Amr Moussa dan Ketua Partai Konstitusi, ElBaradei telah memata-matai dan berusaha menggulingkan pemerintahan Mursi.
Mereka juga bergerak bersama mantan kandidat presiden lainnya Hamdeen Sabahi dan Presiden Partai Wafd, Al-Sayed al-Badawy, serta Kepala Kehakiman Ahmed al-Zend.
Seperti diberitakan Al-Monitor, Kamis (6/12/2012), pernyataan yang diajukan pengacara Hamed Sadeq itu mengatakan Moussa bertemu dengan Mantan menteri luar negeri penjajah Israel Tzipi Livni dan bersepakat untuk melawan Presiden Mesir Muhammad Mursi.
Kesepakatan itu membuat krisis di internal mesir. Pernyataan itu juga menegaskan Moussa berkoordinasi dengan anggotanya untuk menarik diri dari Majelis Konstituante yang bertugas menyusun konstitusi.
Kelompok tersebut juga melibatkan berbagai kelompok di masyarakat untuk mengacaukan rezim. Mereka dinilai menghasut massa untuk menggulingkan pemerintah dan membatalkan revolusi.
Mantan Menlu Penjajah Israel, Tzipi Livni Gabungan orang-orang tersebut dilaporkan bertemu di markas Partai Wafd untuk melaksanakan rencana zionis. Rencana tersebut bertujuan mengganggu stabilitas internal, menyebar kekacauan dan menggulingkan pemerintahan.
Pernyataan itu menuntut agar orang-orang tersebut dilarang bepergian ke luar negeri. Mereka harus diselidiki untuk tuduhan melakukan upaya menggulingkan pemerintah.
Mereka juga dicurigai menjadi mata-mata untuk lembaga asing serta menyembunyikan lokasi markas Partai Wafd yang dijadikan tempat pertemuan. (republika online)
Palestina
- Son of HAMAS
Sebulan setelah kematian petinggi Hamas, Mahmud al - Mabhuh, Dibunuh agen Mossad dalam kamar hotelnya di Dubai , Uni Emirat Arab, Hamas diterpa kabar tidak sedap . Mosab Hassan Yousef membuat pengakuan sungguh mengejutkan. Ia mengungkapkan pernah menjadi agen Shin beth (dinas rahasia dalam negeri Israel) selama satu dekade.
Bukan sekadar rahasia itu yang menghebohkan. Statusnya sebagai putra Syekh Hassan Yusuf, tokoh senior Hamas di Tepi Barat, membuat cerita itu makin mengguncangkan. Mosab membeberkan ceritanya sebagai pengkhianat itu dalam bukunya berjudul Son of Hamas diterbitkan di Amerika Serikat awal Maret 2010. Di kalangan mata- mata Israel, ia dikenal dengan nama samaran 'Pangeran Hijau'. Lantaran informasi dari Mosab, negara Zionis itu mampu membunuh sejumlah tokoh pejuang Palestina .
Shin beth berhasil pula menahan lusinan di antaranya dan menggagalkan banyak rencana bom bunuh diri, termasuk yang sasarannya Shimon Peres pada 2001 . Mossab bergabung di sana pada 1997 - 2007. Menurut Mosab, misi rahasia paling penting ia kerjakan selama bergabung di Shin Beth adalah penangkapan 30 pimpinan rahasia Hamas di Tepi Barat, termasuk Ibrahim Hamid dan Marwan Barghuti. Mereka yang mengatur keuangan dan seluruh kegiatan organisasi itu di sana.
Insiden itu berlangsung pada November 2004. " Hamid bertanggung jawab atas kematian 80 warga Israel. Itu tugas terakhir saya di Shin Beth, " katanya Lelaki 32 tahun yang menetap di California, Amerika, sejak tiga tahun lalu ini pun mengetahui rencana penangkapan kembali ayahnya pada September 2005. Shin Beth memberitahukan dia itulah satu - satunya cara menyelamatkan Syekh Hassan Yusuf .
Hingga kini, tokoh moderat Hamas itu masih dipenjara. Sejatiny, itu bukan kejutan pertama dari Mosab. Pada tahun 2007, Mosab pindah ke California, Amerika Serikat. Dua tahun lalu, ia mengumumkan murtad dari Islam lalu memeluk Kristen .Namanya berganti Joseph. Tapi pengakuan Mosab pernah menjadi anggota Shin Beth telah membuat Syekh Hassan Yusuf meradang. Lewat suratnya dari penjara, ia mengumumkan tidak mengakui lagi Mosab sebagai anaknya .
Mosab memiliki lima saudara lelaki dan dua saudara perempuan. Ia besar di Ramallah, Tepi Barat, sekitar sepuluh kilometer dari Yerusalem. Mosab tidak terlalu reaktif menanggapi talak itu. Ia bahkan menuding Hamas telah memaksa ayahnya melakukan hal itu. "Ini membuat saya berjuang lebih bersemangat melawan Tuhan mereka dan gerakannya (Hamas) .
Saya menyayangi ayah saya, namun gerakannya ( Hamas) arogan dan iblis, "ujarnya. Sejatinya, pengkhianatan dilakukan Mosab bukan hal baru. Pada 1998, sebanyak 80 orang menjadi informan Israel dipindahkan ke Sderot lantaran nyawa mereka dan keluarganya terancam. Kota itu hanya satu kilometer dari perbatasan Jalur Gaza.
Musab ditangkap pasukan Zionis setelah ia membeli senjata untuk Hamas. Ia dijebloskan ke penjara tahun 1996. Di dalam penjara itulah Musab berubah menjadi pembenci Hamas.
Setelah itu, Musab menjadi agen rahasia untuk dinas intelijen Zionis, Shin Bet. Secara rutin dia berusaha menjaring warga Palestina dari berbagai kelompok – termasuk yang mendekam di penjara Israel - untuk bekerja menjadi informan Zionis dengan cara memeras mereka atau mengiming - imingi targetnya dengan uang dan pekerjaan, serta izin perjalanan .
Uang memang bisa mengubah segalanya, termasuk iman dan rasa cinta terhadap tanah air.(Atjehcyber)
Iran
Sebelum Revolusi Iran tahun 1978-79, SAVAK (Organisasi Intelijen dan Keamanan Nasional/Polisi rahasia yang loyal pada Shah Pahlevi Iran) yang diciptakan di bawah bimbingan Amerika Serikat serta pejabat intelijen Israel pada tahun 1957. Setelah hubungan keamanan antara Amerika Serikat dan Iran tumbuh lebih jauh di awal 1960-an yang memimpin tim pelatihan CIA untuk meninggalkan Iran, Mossad menjadi semakin aktif di Iran, "pelatihan personil SAVAK dan melaksanakan berbagai macam operasi bersama dengan SAVAK."
Seorang pejabat intelijen AS pada tanggal 7 Februari 2007 mengatakan kepada The Washington Post bahwa Israel mendalangi pembelotan Ali Reza Askari . Hal ini langsung dibantah oleh juru bicara Israel, Mark Regev. The Sunday Times melaporkan bahwa Askari telah menjadi "aset" berharga bagi Mossad sejak tahun 2003.
Sejumlah mantan pejabat intelijen AS dan pakar dari Iran meyakini, Amerika Serikat (AS) dan Israel selama ini melakukan perang rahasia melawan Iran.
INILAH.COM, Los Angeles – Hal ini merujuk pada ledakan pada tanggal 12 Oktober 2010 di sebuah pangkalan militer Garda Revolusi Iran Imam Ali dekat Ibukota Teheran. Mereka menduga, hal tersebut bagian dari upaya rahasia AS, Israel dan negara lain untuk menonaktifkan program nuklir dan rudal Iran.
Ledakan besar itu merobek pangkalan Korps Garda Revolusi pada 12 November, meratakan sebagian besar bangunan. Sebanyak 17 orang tewas, termasuk pendiri program rudal balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam.
Surat kabar Los Angeles Times memberitakan, tujuan usaha rahasia itu untuk menggagalkan upaya Iran mengembangkan kemampuan senjata nuklir. Selain mencegah serangan udara Israel atau Amerika untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman.
“Ini terlihat seperti bentuk perang abad ke-21,” demikian LA Times, itu mengutip Patrick Clawson, yang mengarahkan Prakarsa Keamanan Iran pada Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat.
Juga disebutkan, setiap operasi seperti itu akan bersifat sangat rahasia. Siapapun yang mengetahui juga diklaim takkan berbicara mengenainya.
Selama bertahun-tahun, Amerika dan sekutunya berusaha menghambat program senjata Iran. Diam-diam, AS memasok bagian-bagian yang rusak, rencana atau perangkat lunak. (ANT)
- Menteri Intelijen Iran Heydar Moslehi menuduh Mossad dalam kasus pembunuhan fisikawan Iran tahun 2010. Laporan telah mencatat bahwa informasi tersebut belum jelas terbukti. Televisi Iran menyiarkan pengakuan Majid Jamali Fashi, seorang pria Iran yang mengaku telah mengunjungi Israel untuk dilatih oleh Mossad.
Merdeka.com - Iran menghukum mati pemuda 24 tahun yang diduga agen Dinas Rahasia Israel Mossad. Majid Jamali Fashi digantung di Ibu Kota Teheran dengan dakwaan membunuh seorang ilmuwan nuklir.
Kantor berita Reuters melaporkan, Selasa (15/5), Fashi dihukum mati kemarin sebagai pelaksanaan vonis Agustus tahun lalu. Pengadilan menyatakan dia terbukti membunuh Massoud Ali Mohammadi, ahli nuklir Universitas Teheran, dengan bom kendali jarak jauh. Menurut transkrip sidang, pemuda ini mengaku terlibat dalam insiden itu.
Mohammadi merupakan salah satu ilmuwan penting Iran yang memahami teknologi pengayaan uranium. Dia terbunuh Januari dua tahun lalu, setelah sebuah sepeda motor meledak di depan rumahnya.
Kepolisian Iran menciduk Fashi setelah menemukan fakta pemuda itu beberapa kali mengunjungi Israel beberapa tahun lalu. Dia dianggap mendapat pelatihan Mossad untuk menyabotase program nuklir mereka.
Selain Fashi, Dinas Rahasia Iran mengklaim telah menangkap 15 teroris lain yang disponsori Israel. "Seluruh tersangka yang terhubung dengan jaringan Zionis telah merancang teror dan sabotase di negara kami," ujar pejabat intelijen yang tidak disebut namanya itu.
Tidak sedikit ilmuwan Iran jadi sasaran karena menggarap program nuklir. Presiden Mahmud Ahmadinejad berkali-kali menuding Amerika Serikat dan Israel berkomplot di balik pembunuhan ahli nuklir Negeri Mullah itu.
Serangan paling anyar pada intelektual Iran terjadi awal tahun ini. Kepala fasilitas pengayaan uranium Natanz, Mostafa Ahmadi Roshan, dibunuh menggunakan bom magnet yang ditempel di mobilnya.
Amerika dan Israel tidak berkomentar atas tudingan Ahmadinejad itu. Kedua sekutu ini bersama Uni Eropa setahun terakhir terus menekan Iran segera menghentikan program nuklir mereka karena dianggap mengganggu keamanan internasional.
Rezim Ahmadinejad menolak disebut-sebut mengembangkan senjata nuklir. Iran mengaku mengembangkan teknologi itu untuk kepentingan damai.
[fas]
- Mossad telah dituduh membunuh Ardeshir Hosseinpour, Majid Shahriari, dan Darioush Rezaeinejad, ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran. Hal ini juga diduga bahwa MOSSAD berada di balik percobaan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Fereydoon Abbasi. Meir Dagan, yang menjabat sebagai Direktur Mossad dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 memuji MOSSAD atas kasus tesebut.
Pada awal Februari 2012, Direktur Mossad Tamir Pardo bertemu dengan para pejabat keamanan nasional AS di Washington, DC menyangkut reaksi Amerika Serikat yang keberatan jika Israel menyerang Iran.
Irak
1. Operasi Berlian
Mossad membantu dalam pembelotan dan menyelamatkan keluarga Munir Redfa, seorang pilot Irak yang membelot dan terbang menggunakan MiG-21dari Irak ke Israel pada tahun 1966. Seluruh keluarga Redfa juga berhasil "diselundupkan" dari Irak ke Israel. Informasi yang sebelumnya tidak diketahui tentang MiG-21 kemudian dibagi dengan Amerika Serikat.(http://www.militer.or.id/pembelotan-pilot-mig-21f-13-ke-israel-1)
2. Operasi Babylon (kode: Opera (bahasa Ibrani: מבצע אופרה, Mivtza Opera))
adalah serangan udara Israel terhadap reaktor nuklir Irak di Osirak pada tahun 1981. Pada akhir tahun 1970-an, Irak membeli reaktor nuklir dari Perancis. Badan intelijen Israel menduga reaktor nuklir tersebut akan digunakan untuk pengembangan senjata nuklir. Operasi ini berhasil menghancurkan reaktor nuklir Irak.
3. Operasi Bramble Bush II
Pada 1990-an, Mossad mulai kepanduan lokasi di Irak di mana Saddam Hussein bisa disergap oleh komandan Sayeret Matkal dimasukkan ke Irak dari Yordania. Misi itu dibatalkan karena "Operation Desert Fox" dan proses perdamaian Israel-Arab yang sedang berlangsung.
1. Operasi Berlian
Mossad membantu dalam pembelotan dan menyelamatkan keluarga Munir Redfa, seorang pilot Irak yang membelot dan terbang menggunakan MiG-21dari Irak ke Israel pada tahun 1966. Seluruh keluarga Redfa juga berhasil "diselundupkan" dari Irak ke Israel. Informasi yang sebelumnya tidak diketahui tentang MiG-21 kemudian dibagi dengan Amerika Serikat.(http://www.militer.or.id/pembelotan-pilot-mig-21f-13-ke-israel-1)
2. Operasi Babylon (kode: Opera (bahasa Ibrani: מבצע אופרה, Mivtza Opera))
adalah serangan udara Israel terhadap reaktor nuklir Irak di Osirak pada tahun 1981. Pada akhir tahun 1970-an, Irak membeli reaktor nuklir dari Perancis. Badan intelijen Israel menduga reaktor nuklir tersebut akan digunakan untuk pengembangan senjata nuklir. Operasi ini berhasil menghancurkan reaktor nuklir Irak.
3. Operasi Bramble Bush II
Pada 1990-an, Mossad mulai kepanduan lokasi di Irak di mana Saddam Hussein bisa disergap oleh komandan Sayeret Matkal dimasukkan ke Irak dari Yordania. Misi itu dibatalkan karena "Operation Desert Fox" dan proses perdamaian Israel-Arab yang sedang berlangsung.
Jordan
Mantan Kepala Mossad Danny Yatom dalam sebuah buku barunya mengungkapkan bahwa usaha untuk membunuh Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Khaled Meshaal, di ibu kota Yordania Amman pada tahun 1997 itu diperintahkan oleh Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, dan itu bagian dari rencana untuk membunuhi 8 pemimpin Hamas sebagai pembalasan atas operasi Hamas di dalam wilayah Israel.
(http://www.salam-online.com/2012/12/mossad-gagal-habisi-pemimpin-hamas-khalid-misyal-kebodohan-paling-tolol-dan-memalukan.html)
Libanon
- Operasi - Mivtza Aviv Ne’urim
Dalam operasi yang bersandi "Mivtza Aviv Ne’urim" alias ‘Operasi awal musim semi’ ini anggota Mossad dan pasukan komando Israel berhasil membunuh 3 pentolan Black September yaitu Muhammed Yusuf el Najer alias Abu Yusuf beserta istrinya, Kemal Nasser dan Kemal Adwan.
Pentolan Black September lainnya, Muhammed Boudia lolos dari maut karena sedang pergi ke Suriah. Mossad juga menghancurkan markas DFLP, gedung berlantai tujuh itu diledakkan setelah seluruh dokumennya dikuras. Dalam serbuan selama 30 menit tersebut tercatat sedikitnya 200 orang gerilyawan Palestina tewas, selain ratusan ton senjata berhasil dihancurkan. Selain tentu saja ribuan lembar dokumen penting yang segera menjadi santapan pihak intelijen Israel dan Barat.
(http://www.islampos.com/meir-dan-operasi-murka-tuhan-4-habis-78929/)
- Shula Cohen, Agen Pelacur Mossad Menjadi Pahlawan Israel
Seorang agen perempuan Dinas Rahasia Israel (Mossad), dengan berpakaian menerawang berhasil menjerat para pejabat tinggi Arab dan melalui hubungan seks, dan mengorek informasi rahasia dari para korbannya.
Alalam (7/12) melaporkan, Shula Cohen menggunakan trik berzina untuk mengorek informasi intelijen dari para pejabat tinggi Arab dan dia mengaku telah melakukannya dengan banyak pejabat tinggi Lebanon.
Setelah menancapkan pengaruhnya di antara pejabat Lebanon, akhirnya Shula dapat membuka sebuah kedai minuman keras dan sebuah rumah bordir di salah satu jalan Beirut. Dengan mengerahkan "anak buahnya di rumah bordir itu", Shula Cohen mengorek banyak informasi intelijen berharga dari para pejabat tinggi Lebanon.
Agen Mossad ini beraktivitas pada dekade 50 dan 60-an dan memfokuskan aktivitasnya di sejumlah negara Arab termasuk Lebanon.
Selain aktivitas spionase, Shula juga terlibat di berbagai aksi pembobolan bank dan penyelundupan uang orang-orang Yahudi ke Israel. Setelah 14 beroperasi, pada 9 August 1961, kedok Shulamit ditangkap dan dihukum seumur hidup. Akan tetapi dia dibebaskan pada 1967, dalam pertukaran tawanan Perang Enam Hari. Sekarang, "agen pelacur" bernama asli Shulamit Arazi Cohen ini dinobatkan sebagai pahlawan Israel.
Beberapa waktu, mantan menlu Israel, Tzipi Livni juga mengaku telah berhubungan seks dengan sejumlah pejabat tinggi Arab untuk mengorek informasi rahasia.
(http://indonesian.irib.ir/international/timur-tengah/item/55362-Shula_Cohen,_Agen_Pelacur_Mossad_Menjadi_Pahlawan_Israel)
Suriah
- Dugaan Pembunuhan Izz El Deen-Sheikh Khalil, seorang anggota senior sayap militer Hamas, dalam sebuah ranjau mobil pada bulan September 2004 di Damaskus.
- Pembunuhan terhadap Muhammad Suleiman, kepala program nuklir Suriah, pada tahun 2008. Suleiman berada di sebuah pantai di Tartus dan dibunuh oleh penembak jitu yang menembak dari perahu.
- Dugaan pembunuhan Imad Mughniyah, seorang pemimpin senior Hizbullah yang terlibat dalam pemboman kedutaan Amerika Serikat tahun 1983, dia dibunuh dengan headrest meledak di Damaskus pada tahun 2008.
Uni Emirat Arab
Pembunuhan atas Mahmud al-Mabhuh, seorang pendiri sayap militer gerakan Islam Hamas.
see more at: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/03/26/108242-negara-ketiga-diminta-kejar-pembunuh-tokoh-hamas
4. AFRIKA:
Maroko
Pada September 1956, Mossad membangun jaringan rahasia di Maroko untuk menyelundupkan orang Yahudi Maroko ke Israel setelah larangan imigrasi ke Israel diberlakukan. Pada awal tahun 1991, dua agen Mossad menyusup ke pelabuhan Casablanca, Maroko dan menanam alat pelacak pada kargo Al-Yarmouk, yang sedang membawa kargo rudal Korea Utara menuju Suriah. Kapal itu akan ditenggelamkan oleh Angkatan Udara Israel, namun misi itu kemudian dibatalkan oleh Perdana Menteri Yitzhak Rabin.
Tunisia
- Tahun 1988, pembunuhan Khalil al-Wazir (Abu Jihad), pendiri Fatah.
- Tahun 1991, Dugaan Pembunuhan Salah Khalaf, kepala intelijen dari PLO dan komandan/pejabat paling senior kedua Fatah setelah Yasser Arafat
Uganda
Operasi Entebbe, juga dikenal sebagai Peristiwa Entebbe dan kadangkala disebut sebagai Serangan Entebbe, merupakan satu misi menyelamatan yang dilakukan oleh Sayeret Matkal (pasukan komando Israel) untuk membebaskan para tawanan di Lapangan Terbang Entebbe di Uganda.
Afrika Selatan
- Setelah pihak Mossad menemukan keberadaan dua "agen" Iran di Johannesburg, seorang agen Mossad dikerahkan pada misi untuk pengadaan sistem persenjataan canggih Denel. Agen Zionis tersebut lalu bertemu dan berkontak dengan warga Yahudi lokal Afrika Selatan, Johannesburg untuk mencari informasi. Agen Mossad yang menyamar sebagai intelijen Afrika Selatan tersebut lalu menculik "agen" Iran tersebut dan membawa mereka ke gudang. Lalu agen Mossad tersebut memukuli dan mengintimidasi mereka sebelum memaksa mereka untuk meninggalkan negara itu.
Sudan
- Setelah pemboman AMIA 1994, bom terbesar dalam sejarah Argentina, Mossad mulai mengumpulkan intelijen untuk melakukan serangan di Kedutaan Besar Iran di Khartoumoleh Pasukan Khusus Israel sebagai pembalasan. Operasi ini dibatalkan karena kekhawatiran bahwa serangan lain terhadap komunitas Yahudi di seluruh dunia mungkin terjadi sebagai balas dendam.
terkait: http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=11106&type=106#.WDMagtJ95dh
- Operation Moses:
Mossad terlibat dalam Operasi Musa, yaitu evakuasi warga Yahudi Ethiopia ke Israel dari daerah yang sedang sarat kelaparan di Sudan pada tahun 1984.
see more at: https://en.wikipedia.org/wiki/Operation_Moses
Zimbabwe
- Mossad diam-diam mengevakuasi warga Yahudi Zimbabwe dari negara tersebut karena ada kekhawatiran akan terjadi penganiayaan oleh pemerintah Zimbabwe. Dimana Pemerintah Zimbabwe diklaim bersekutu dengan Organisasi Pembebasan Palestina dan Libya.
- Mossad menyusup ke Central Organisasi Intelijen pemerintah Zimbabwe, dalam menanggapi pasokan uranium dari Kongo melalui Zimbabwe ke Korea Utara, Suriah, dan Iran
5. OCEANIA :
Selandia Baru
Pada bulan Juli 2004, hubungan antara Israel dan Selandia Baru menjadi tegang setelah ada dua warga Israel, yang diduga agen Mossad, tertangkap basah mencoba memalsukan paspor setempat secara ilegal.
Perdana Menteri Selandia Baru (kala itu) Helen Clark membekukan hubungan diplomatik tingkat tinggi hingga Israel meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Pelanggaran hukum dan kedaulatan Selandia Baru oleh agen-agen pemerintahan Israel membuat hubungan kami dengan Israel tegang," kata Clark.
"Tindakan semacam ini tidak bisa diterima oleh pengadilan mana pun di dunia. Israel harus meminta maaf karena melakukan hal semacam itu terhadap sebuah negara yang memiliki hubungan baik (dengan Israel)."
Kunjungan diplomatik antara Selandia Baru dan Israel dibatalkan. Visa Israel dilarang dan kunjungan Moshe Katsov, presiden Israel kala itu, dibatalkan.
Plot Mossad tersebut terbongkar pada Maret 2004, saat seorang staf pengurusan paspor menyadari bahwa orang yang mengajukan paspor Selandia Baru berbicara dengan aksen Kanada atau Amerika.
Petunjuk tersebut mengaraah pada terbongkarnya konspirasi rumit yang melibatkan hingga empat orang agen Israel, yang berupaya menciptakan identitas palsu untuk Zev Barkan, seorang mata-mata Israel, dengan menggunakan akta kelahiran, pesan suara dan kotak masuk palsu, serta gejala medis yang juga palsu.
source:
(1) https://www.theguardian.com/world/2004/jul/16/israel
(2) https://en.wikipedia.org/wiki/2004_Israel%E2%80%93New_Zealand_passport_scandal
6. ASIA :
Pakistan
- Pada tahun 2003 dalam artikel berita Rediff News pada bulan September, diduga bahwa Jenderal Pervez Musharaf (kemudian hari menjadi Presiden Pakistan) memutuskan untuk membangun hubungan secara klandestin antara Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan dan Mossad Israel.
Presiden Pakistan Pervez Musharaf Seorang Antek Israel?
Sebelum Tewas, Bhutto Minta Perlindungan Mossad...
see more at: http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/sebelum-tewas-bhutto-minta-perlindungan-mossad.htm#.VLDjfvmsVNM
Korea Utara
Mossad melakukan sabotase dalam peristiwa ledakan di Ryongchon Korea Utara pada tahun 2004, di mana beberapa ilmuwan nuklir Suriah yang bekerja pada program senjata nuklir Suriah dan Iran tewas.
see more at:
http://www.nate-thayer.com/one-israeli-assassin-a-north-korean-train-explosion-dead-syrian-scientists-fake-canadian-passports-dubai-and-new-zealand-arrest-warrants-and-a-poisoned-hamas-guerrilla/
http://www.suaramerdeka.com/harian/0404/25/nas03.htm
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
From many source
Info/ Artikel ini akan diupdate sesuai perkembangan berita terkini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar