Sabtu, 05 Oktober 2013

JEJAK ZIONIS YAHUDI (FREEMASONRY-ILLUMINATI) DI NEGERI ACEH - Bagian 3: "MEULIGOE WALI NANGGROE"


Jejak Freemasonry di Istana “Meuligoe Wali Nanggroe” Aceh



Memandang keindahan istana Meuligoe Wali Nanggroe rasa-rasanya seperti melihat keindahan bangunan dengan gaya arsitektur Eropa peninggalan abad ke-15 s.d 17.

Abad ke 15 s/d 17 merupakan masa-masa ketika Eropa sedang mengalami sebuah revolusi kebudayaan yang dikenal dengan Renaissance Age, dimana kebudayaan, seni dan arsitektur modern bangkit dan menjadi pijakan trend modern hingga saat ini.

Pada masa-masa itu pula, berdiri sebuah organisasi sekuler yang mendewakan ilmu pengetahuan dan kebebasan berfikir serta anti terhadap berbagai dogma (khususnya agama) di seluruh dunia bernama freemasonry.

Organisasi persaudaraan ini, meskipun tidak memiliki kantor dan pusat kegiatan namun telah menyebar ke seluruh dunia dan bahkan memiliki akses luar biasa ke para politisi, Astronot, ilmuwan, pengusaha besar hingga pemimpin negara.

Di Amerika Serikat sendiri setidaknya terdapat lebih dari 2 juta anggota Freemasonry. Mulai dari George Washington (Presiden AS pertama), Walt Disney, hingga Edwin “Buzz” Aldrin, orang kedua yang telah mendarat (konon) di Bulan setelah Neil Armstrong.
(lihat link ini berupa list anggota dan profesinya http://procinwarn.com/freemasons.htm)

 
http://skywriter2012.wordpress.com/freemasonry/freemasons/)

Jejak-jejak freemasonry di Indonesia juga terlihat pada gedung-gedung bersejarah peninggalan Belanda, seperti:
1. Museum Nasional Indonesia;
2. Museum Taman Prasasti;
3. Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahilah; 
4. Gedung Bappenas, yang sering disebut masyarakat luas sebagai gedung setan tempat para Masonic memanggil arwah orang mati, serta puluhan bangunan lainnya yang tersebar di Jawa Tengah, Sumatera, Jawa Timur dan Makassar.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Freemasonry_di_Indonesia).

Freemasonry menurut pandangan Islam.
Dalam sebuah pertemuan tentang hukum Islam di Universitas Cairo pada tanggal 15 Juli 1978, disimpulkan bahwa pada dasarnya organisasi Freemason adalah organisasi dari kelompok Yahudi yang menjalankan perintah kegiatan dari Zionis Yahudi yang berada di Eropa untuk menghancurkan Islam.

Selanjutnya, Freemasonry dianggap melakukan praktek-praktek agama pagan dengan melakukan upacara dan ritual-ritual paganism, yang menurut Ahli Hukum Islam Harun Yahya, berupaya menghancurkan agama di belahan Eropa dan benua lainnya untuk kemudian diarahkan kepada Paganisme melalui sistem politik gaya Nazi (Ketika Otto von Bismarck menjadi Perdana menteri Jerman tahun 1872 -1890 meluncurkan politik anti Katolik yang disebut Kulturkampf yang didukung para Masonic yang menilai bahwa gereja Katolik Roma pada saat itu mempunyai kekuatan politik terlalu besar),maupun praktek-praktek kegiatan mafia dan korupsi (skandal Grant Orient Italia tahun 1980).

Dalam dunia Islam modern, Kecurigaan terhadap freemasonry di masa kini bisa ditelusuri kepada artikel 17, 22, dan 28 dalam dokumen Hamas 1988 yang mencurigai Freemason, Rotary, Lion dan organisasi rahasia lainnya sebagai alat untuk menyelipkan kepentingan Israel. Meskipun tidak pernah terbukti secara jelas namun teori konspirasi kerap kali menyelimuti organisasi persaudaraan kontroversial ini.

Bagaimana dengan di Aceh?
Aceh sebagai negeri yang bersyariatkan Islam pun tampaknya tak luput dari kuatnya pengaruh organisasi Freemasonry ini. Seperti diketahui, di Aceh juga terdapat Bangunan Peninggalan VOC Belanda, yaitu Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick yang kini menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh.

Tapi berbeda dengan yang ada di daerah lain di Indonesia, dimana rata-rata bangunan freemasonry adalah gedung-gedung bersejarah peninggalan penjajahan Belanda, di Aceh justru dibangun gedung baru dengan gaya arsitektur Eropa yang mirip dengan bangunan-bangunan arsitektur Freemasonry.

Istana Meuligoe Wali Nanggroe yang mulai dibangun sejak tahun 2012 lalu, memiliki gaya arsitektur Eropa yang memiliki bentuk-bentuk yang menggambarkan simbol-simbol freemasonry.

Mulai dengan kubah utama yang berbentuk pyramid dengan lingkaran di tengahnya yang sangat mirip bola mata, hingga keenam pilar yang menopang kemegahan istana ini.

Kemiripan arsitektur istana Wali Nanggroe dengan gaya arsitektur freemasonry dapat dilihat sebagai berikut;

1. Segitiga Mata Satu (The All Seeing Eye)

Kubah berbentuk pyramid dengaan lingkaran menyerupai bentuk mata. 
Pyramid dalam agama pagan yang diyakini oleh kelompok Freemasonry dianggap memiliki makna channeling energy (penyaluran energi) yang berguna pada saat melakukan ritual-ritual khusus paganisme. Selanjutnya segitiga kubah dengan lingkaran di dalamnya sama dengan simbol "the all seeing eye" yang bermakna “mata tuhan” yang dapat melihat ke seluruh dunia.


Kubah utama Meuligoe Wali Nanggroe menyimbolkan "the all seeing eye" dan "pyramid"


2. Pilar berjumlah 6 buah menggambarkan gaya arsitektur Eropa/
Freemasonry yang memsiliki makna jumlah sudut dalam heksagram yang dikenal sebagai lambang dajjal, dibentuk dari 2 buah segitiga yang diposisikan saling berlawanan. 


Enam pilar melambangkan keenam sudut dalam heksagram yang juga dikenal sebagai lambang Zionis dan Dajjal.

Bentuk 6 pilar juga dapat dilihat di kuil-kuil sesembahan Masonic yang tersebar di seluruh dunia, seperti  yang berada di “Masonic Memorial Temple” di Brisbane, Australia dan “George Washington Masonic National Memorial”, Amerika Serikat.


Masonic Memorial Temple di Brisbane Australia memiliki 6 pilar yang sama dengan Meuligoe Wali Nanggroe
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Masonic_Memorial_Temple,_Brisbane.jpg)



George Washington Masonic National Memorial


3. Pilar Kembar "Boaz & Joachim" (2 Pilar di Serambi Kuil Raja Salomon).

Dua kubah di samping kanan dan kiri istana, merupakan symbol freemasonry dari the two pillars of the east and west

Dua pilar Timur dan Barat yang menyimbolkan kedatangan bintang Fajar/raja iblis yang membawa kegelapan 

The East bermakna sebagai tempat terbitnya matahari dimana Lucifer (Orang Eropa menganggap Lucifer sebagai Raja Iblis) yang dalam bahasa latin berarti bintang fajar. Sementara West menyimbolkan saat terbenamnya matahari dimana saat datangnya kegelapan. Pilar Kembar ini diadopsi dari  2 Pilar yang berada di Serambi Kuil Raja Solomon (Sulaiman).
 
The symbolic significance of these twin pillars is not touched upon in Freemasonry, yet most modern authors say that in the original Hebrew of the Old Testament the word Jachin (the right hand pillar) means he will establish and Boaz (the left hand pillar) means strength.

Terlepas dari benar atau tidaknya Istana Meuligoe Wali Nanggroe merupakan deskripsi dari sebuah paganisme yang diusung di bumi Serambi Mekah, secara logika saja, dipandang dari sudut arsitektur bangunan istana ini sama sekali tidak menggambarkan nilai-nilai keacehan apalagi keislaman.
 
Banyak sekali model-model bangunan islam yang tak kalah indahnya yang tentunya dapat diadopsi oleh Wali Nanggroe maupun pemerintahan Aceh sebagai gambaran dari sebuah kemegahan dan keindahan islam.
Seperti terdapat dalam link  ini:
http://www.defence.pk/forums/general-images-multimedia/93899-islamic-architecture-around-world-3.html
 
Selanjutnya, peletakan bangunan masjid (?) di belakang bangunan utama menunjukkan bahwa masjid/musholla tersebut hanya digunakan oleh lingkungan terbatas oleh pemilik istana maupun para stafnya bukan digunakan secara umum, artinya juga istana tersebut tidak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
 
Belum lagi apabila dilihat dari tabiat dan prilaku Sang Wali yang cenderung tidak dekat dengan rakyat Aceh dan lebih fokus dalam mengurusi hal-hal berbau politik yang sedianya sudah ditangani oleh pemerintah Aceh yang dipilih melalui sebuah proses politik yang demokratis. Entahlah apa jadinya Aceh ini, jika benar analisis tulisan saya di atas bahwa paganisme telah merasuk dalam kehidupan figur yang diharapkan sebagai “wali” bagi orang Aceh, maka sekali lagi, Aceh akan menjadi negeri yang semakin aneh!!!!

VIDEO:






Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar