Tampilkan postingan dengan label Sejarah Islam Yang Terlupakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Islam Yang Terlupakan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 April 2018

Barbarossa; Si Penguasa Laut Muslim yang Ceritanya Diplintir oleh Barat


Menyebut nama Barbarossa, mungkin yang ada dalam pikiran kita adalah karakter bajak laut jahat yang namanya sudah melegenda itu. Kejam, bengis, tidak berperasaan, begitulah karakter sang perompak ini dikenal dunia. Penggambaran sosok Barbarossa yang kejam makin diperjelas dengan film hits Pirates of Carribean. Alhasil, doktrin Barbarossa yang keji pun makin melekat di ingatan semua orang.

Barbarossa memang sejatinya ada dan bukanlah tokoh fiktif yang sering dipercaya banyak orang. Namun, ia bukanlah sosok yang bengis dan kejam, namun justru sangat heroik dan jauh dari sifat-sifat tercela. Eksistensi Barbarossa sendiri sangatlah penting bagi perkembangan dunia Islam. Ya, karena ia adalah seorang Muslim. Soal kejam dan tidak berperasaan, hal ini hanya tuduhan saja. Namun, tentang pamornya yang mendunia dan bikin bangsa barat ketakutan itu memang benar. 

Sejarah yang ada menceritakan kisah Barbarossa yang berkebalikan dengan apa yang kita baca atau lihat di film sekarang ini. Entah apa alasannya, namun ada indikasi kalau barat seperti ingin mengubah cerita sejarah dengan memelintir kisah sang pelaut jenius ini.

Sabtu, 12 September 2015

SIDANG RAYA DEWAN GEREJA SEDUNIA DI JAKARTA 1975 ARTINYA BAGI DUNIA ISLAM: BAB I Teologi Kristen

19 Maret 2013 pukul 21:55

1.1 Cara Berpikir Sekuler Dari Barat
Kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia pada zaman penjajahan dan sekitar Peristitwa Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945, adalah anggapan bahwa semua agama itu sama.


Mendiang bekas Presiden Soekarno pernah mengadakan kuliah umum di UI sekitar tahun 1955, dan menggambarkan bahwa manusia tidak tahu di mana letaknya kebenaran. Mereka diumpamakan sebagai beberapa orang buta, masing-masing ingin memberi gambaran tentang gajah. Seorang diantara mereka yang memegang ekor gajah mengatakan bahwa gajah itu seperti panghalau lalat, seorang lagi yang kebetulan memegang kaki si gajah mengatakan gajah itu seperti ruas bambu besar tetapi agak lunak. Seorang lagi yang kebetulan memegang telinga si gajah menggambarkannya seperti daun lebar dan tebal, sedang yang kebetulan memegang belalainya mengatakan gajah itu seperti sesuatu yang bulat memanjang dan besar. Semua agama itu benar, hanya berbeda-beda dalam caranya.